Tulisan ini sengaja saya tulis dan langsung publikasikan tepat pada tanggal 20 Mei 2014. Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Sesuai dengan momen tersebut, saya memberikan dukungan kepada Jokowi sebagai Presiden RI periode 2014 – 2019. Bertepatan juga dengan waktu sehari setelah pendeklarasian pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) sebagai Capres/Cawapres pada Pilpres 2014 ini.
Setelah saya browsing mengenai Jokowi di Internet, luar biasa banyaknya situs-situs blog maupun media online yang memberitakan sosok sekaligus keberhasilan Jokowi selama ini. Satu per satu saya baca, pelajari, sampai akhirnya saya membuat kesimpulan sendiri dengan merumuskannya melalui tulisan ini.
Memang terlalu banyak alasan mengapa saya akhirnya memilih Jokowi supaya menjadi Presiden Republik Indonesia (RI) periode 2014 – 2019. Berikut saya sampaikan beberapa kesimpulan dari sudut pandang saya berdasarkan beberapa sumber yang diperoleh melalui Internet.
1. Rakyat yang Menginginkan, bukan Jokowi yang Mengajukan Diri
Alasan pertama yang paling membuat saya simpati sekaligus yakin bahwa Jokowi memang layak dan sangat pantas menjadi Presiden RI adalah karena begitu banyaknya permintaan dan dukungan masyarakat yang menginginkan agar Jokowi menjadi Calon Presiden (Capres) di Pilpres 2014. Jokowi tidak pernah mengajukan dirinya sendiri menjadi Calon Presiden. Justru rakyatlah yang menginginkan dia untuk menjadi Presiden RI.
Yang uniknya lagi, beberapa bulan menjelang Pileg 2014, banyak rakyat yang mengusulkan agar Jokowi maju sebagai Capres pada Pilpres 2014 yang disampaikan melalui media sosial. Banyak grup-grup dan halaman baru yang bermunculan di Facebook. Intinya mendukung Jokowi untuk maju sebagai Capres dan selanjutnya menjadi Presiden RI 2014. Dukungan pun terus berdatangan mulai dari saat Jokowi diajukan sebagai Capres, pasca Pileg 2014, sampai menjelang pelaksanaan Pilpres tanggal 9 Juli 2014 mendatang.
Saya semakin terharu lagi begitu mengetahui beberapa relawan Jokowi menyediakan sebagian besar waktunya untuk melakukan kampanye melalui media online untuk mendukung Jokowi sebagai Presiden RI. Yang membuat saya lebih salut lagi, mereka (relawan/pendukung Jokowi) tidak terpancing dengan provokasi dari pendukung Capres lainnya yang berusaha untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekkan Jokowi. Justru dengan kondisi ini membuat sosok Jokowi semakin terangkat dan mendapat simpati.
Daripada melakukan kampanye secara terbuka di dunia nyata yang justru sering kali tidak efektif, kampanye yang dilakukan sendiri oleh pendukung/relawan Jokowi melalui media online ternyata sangat efektif. Hal ini justru menambah jumlah dukungan kepada Jokowi. Suatu prestasi luar biasa buat Jokowi termasuk partainya karena bisa menghemat anggaran yang begitu besar.
Hal ini juga sejalan dengan sikap Jokowi di beberapa kesempatan, yang tidak menginginkan pengeluaran anggaran sangat besar apalagi untuk berkampanye. Lebih baik jika anggaran itu digunakan untuk keperluan yang lebih penting. Pada akhirnya memang terbukti, bahwa jika rakyat menginginkan Jokowi menjadi Presiden RI, maka media sosial pun bisa menjadi alat yang efektif untuk bersatu. Para pendukung/relawan Jokowi menyatakan bahwa mereka rela mendukung Jokowi tanpa dibayar sama sekali!
Artinya, jika rakyat meminta seseorang untuk menjadi Presiden RI, rakyat sadar sepenuhnya dan mengetahui betul bahwa orang itu memang memiliki kemampuan dan kompetensi untuk menjadi seorang pemimpin. Dalam sejarah Indonesia, belum ada satu orang pun tokoh atau pejabat yang seperti Jokowi ini.
Biasanya, tokoh atau pejabat sendirilah yang masing-masing saling berlomba untuk mengajukan dirinya menjadi Presiden RI. Sementara Jokowi diminta oleh rakyat untuk menjadi Presiden RI. Inilah yang membuat Jokowi berbeda dan unik, sekaligus menjadikannya sebagai sosok yang mencuri perhatian banyak orang dan mendapatkan simpati dari banyak orang; termasuk saya sendiri.
2. Prestasi Jokowi yang Sangat Luar Biasa
Alasan kedua ini tentu saja terkait erat dengan alasan pertama di atas. Dimulai dengan sebuah pertanyaan: Mengapa rakyat begitu antusias memberi dukungan dan mendesak Jokowi agar segera menjadi Presiden RI pada Pemilu 2014 ini? Pasti ada juga alasannya. Rakyat sudah mengetahui prestasi Jokowi yang demikian luar biasanya. Apa saja yang selama ini sudah dilakukan oleh Jokowi.
Saya sendiri baru mengenal Jokowi ketika dia mendapat predikat sebagai Walikota Terbaik ke-3 Sedunia. Tentu saja predikat ini bisa dia peroleh karena segudang prestasi yang dia hasilkan ketika menjabat Walikota Solo. Salah satu keberhasilan Jokowi yang diekspos oleh media adalah memindahkan PKL dengan penuh rasa kemanusiaan dan dilakukan secara demokratis; dan bukan dengan cara yang semena-mena. Prestasi Jokowi ketika menjabat Walikota Solo lainnya bisa dilihat di sini.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat Jakarta kepada Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta yang membutuhkan perubahan besar di Ibukota Indonesia itu. Belum ada satu periode (bahkan hanya kurang dari lima bulan saja!) menjabat sebagai Gubernur, segudang prestasi sudah ditorehkan olehnya bersama dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Banyak prestasi Jokowi lainnya yang bisa Anda lihat melalui beberapa link yang saya sertakan di bagian paling bawah tulisan ini. Seluruhnya saya peroleh dari Internet. Tidak akan cukup waktu dan tempat memang jika membahas satu per satu prestasi dan keberhasilan yang sudah dilakukan oleh Jokowi selama ini. Hal ini juga telah membuktikan bahwa Jokowi benar-benar bekerja dengan baik, jujur, dan ikhlas. Biarlah rakyat dan media yang menilai secara objektif.
3. Jokowi Sosok yang Sederhana dan Rendah Hati
Semasa kecilnya, Jokowi sempat merasakan pahitnya kehidupan saat rumahnya tergusur. Rumah petak sekaligus tempat usaha kayu ayahnya di daerah Cinderejo Lor, digusur dan dijadikan pusat jasa travel. Sang bunda menuturkan bahwa Jokowi kecil adalah sosok pendiam, namun pandai bergaul. Banyak yang mengenal Jokowi sebagai orang yang selalu mengalah, untuk menghindari pertengkaran. Sikap tersebut diwarisi Jokowi dari kedua orangtuanya yang selalu mengajarkan makna ikhlas dan bertanggung jawab.
Berbeda dengan anak-anak kebanyakan, Jokowi selalu berjalan kaki menuju sekolahnya, disaat yang lain memamerkan sepeda ontel terbaru. Menurut Jokowi kala itu, sekolah tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga berjalan kaki pun tidak menjadi masalah. Bakti kepada orangtua ditunjukkan Jokowi tak hanya lewat sikap, namun juga sejumlah prestasi. Dari pengalaman masa kecil itulah akhirnya membentuk sosok Jokowi menjadi pribadi yang memiliki sikap sederhana sekaligus rendah hati dalam menjalani hidupnya.
Sikap rendah hati Jokowi tidaklah dibuat-buat. Bagi Masyarakat Solo, Jokowi adalah sosok pemimpin yang sangat peduli dengan kehidupan mereka. Di lorong pasar dan jalan-jalan di Kota Solo, Jokowi sering sekali mengobrol dan mendengarkan keluh kesah rakyat tanpa jarak. Ada satu fakta yang sangat mengejutkan, Jokowi belum pernah mengambil gajinya selama menjabat sebagai seorang Walikota dan Mobil yang ia pakai sebagai mobil dinas saat ini hanyalah “warisan” mobil dinas pendahulunya yaitu Bapak Slamet Suryanto.
Pada pemilihan Walikota 2010 – 2015, Pak Jokowi berhasil meraih 90% suara dari total pemilih. Sungguh fantastis seorang pemimpin yang benar-benar dicintai masyarakatnya. Mobil Esemka, beliaulah salah satu orang yang berani memakai dan mempeloporinya. Jokowi-pun menyemangati murid-murid pembuat mobil Esemka saat mobil ini tak lulus uji emisi. Ia diminta oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012 dan berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama. Ia mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012 berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama.
4. Jokowi Memiliki Motivasi Mengabdi, bukan Mengejar Jabatan
Setiap kali menyaksikan tayangan televisi yang menampilkan sosok Jokowi, saya bisa menilai sendiri bahwa Jokowi adalah benar-benar sosok pribadi yang suka bekerja dan mengabdi. Dia tidak pernah mengejar jabatan apapun. Kalaupun saat ini dia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, itu karena diminta/diusung oleh PDIP dan Gerindra, dan sebagian besar masyarakat Jakarta memilihnya. Alasannya sederhana. Masyarakat sudah tahu waktu Jokowi menjadi Walikota Solo, dia memiliki motivasi bekerja dan mengabdi, bukan mencari keuntungan pribadi.
Bahkan kita pun sudah sama-sama mengetahui, selama menjabat sebagai Walikota Solo, Jokowi belum pernah sekalipun mengambil gajinya. Waktu pertama kali saya mengetahui berita ini, perasaan kaget dan terharulah yang bercampur dalam hati saya. Waktu itu pertanyaan dalam hati saya hanya satu: “Seperti apa sih hebatnya orang yang satu ini?”. Rasa penasaran dan kagum sampai saat itu masih terus saya ingat. Dan ternyata terbukti memang Jokowi hebat!
Sama halnya bahwa dia sama sekali tidak pernah terbayang bakal menjadi Calon Presiden, apalagi untuk menjadi Presiden RI untuk Pilpres 2014 ini. Bahkan, sering kali ketika Jokowi diwawancarai oleh televisi swasta, dia menyatakan bahwa hidupnya semata-mata untuk pengabdian, dan bukan untuk mencari jabatan. Artinya, jika pun dia tidak terpilih nantinya, dia siap menerimanya.
Jarang sekali ada pejabat/tokoh seperti Jokowi yang siap kalah. Hal ini semakin membuktikan bahwa motivasi Jokowi adalah memang benar-benar untuk bekerja, bekerja, dan bekerja. Hidupnya memang benar-benar untuk mengabdi kepada negara Republik Indonesia. Semua itu dia ucapkan dengan kejujurannya yang tanpa dibuat-buat.
5. Koalisi Tanpa Syarat Membuktikan bahwa Jokowi Bekerja dengan Objektif
Dari beberapa kali Pilpres yang sudah berlangsung selama ini, kita sudah sama-sama mengetahui bahwa Presiden yang terpilih biasanya akan mengangkat Menteri sebagi pembantunya yang berasal dari kalangan partai koalisi. Kondisi ini terus terjadi sampai dengan Pemilu 2009, dan terbukti sangat tidak efektif. Banyak Menteri yang akhirnya ketahuan tidak berkompeten di bidangnya. Kinerja para Menteri umumnya menjadi tidak maksimal. Kelihatan sekali bahwa cara ini lebih cenderung kepada konsep “balas jasa” terhadap partai koalisi yang mendukungnya dulu.
Jokowi memiliki konsep yang berbeda dengan hal tersebut. Jokowi berani mengambil sikap untuk berkoalisi dengan beberapa partai lainnya tanpa syarat. Artinya, Jokowi berani mengambil resiko untuk tidak didukung oleh partai-partai besar lainnya, karena baginya lebih baik memilih orang-orang yang kompeten di bidangnya daripada sekedar bagi-bagi jabatan untuk membalas jasa kepada partai koalisi. Jokowi dalam hal ini benar-benar memiliki prinsip yang tegas, sekaligus benar! Meskipun bagi sebagian orang keputusan ini dianggap tidak populer.
Bisa saja sebenarnya Jokowi ingin mengatakan secara tidak langsung, bahwa kelak ketika dia menjadi Presiden RI, maka dia akan mengangkat Menteri yang benar-benar memiliki kompetensi dan kemampuan. Jadi, tidak selalu harus dari kalangan partai koalisinya. Mengapa? Supaya para pembantunya nanti dapat bekerja dengan baik dan cepat (The Right Man on The Right Job). Ini sangat sesuai dengan program kerjanya sewaktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang melelang jabatan, agar diisi oleh orang-orang yang tepat sesuai dengan kompetensinya.
Salah satu bukti lainnya juga sebenarnya sudah ditunjukkan dengan memilih Jusuf Kalla (JK) sebagai Calon Wapresnya. Kita tahu bahwa JK bukan berasal dari partai koalisinya. Artinya: Jokowi dan PDIP beserta partai koalisi lainnya sama-sama sepakat dan setuju dengan konsep perlunya menerapkan The Right Man on The Right Job jika untuk mensejahterakan rakyatnya.
Sebuah contoh yang sangat baik dan cerdas telah ditunjukkan oleh Jokowi yang sungguh-sungguh ingin melakukan perubahan nyata ketika menjadi Presiden RI nanti. Jadi, sekali lagi, yang dilakukan oleh Jokowi bukan untuk bagi-bagi jabatan, tapi lebih kepada ingin melakukan perubahan yang cepat dan tepat. Tidak bisa ditunda-tunda lagi. Pada akhirnya, Kabinet di Pemerintahannya kelak dapat bekerja dengan baik, cepat, karena sudah sesuai dengan kompetensi mereka masing-masing.
6. Jokowi dapat Memisahkan antara Kepentingan Negara dan Keluarga
Dalam beberapa kali kesempatan wawancara dengan beberapa televisi yang saya saksikan sendiri, Jokowi sering mengatakan bahwa dia selalu memisahkan antara urusan negara dan urusan keluarga. Jokowi memiliki prinsip dan sikap tidak akan membawa urusan pekerjaan ke rumah, demikian sebaliknya. Semua ada porsinya masing-masing.
Artinya, Jokowi tahu betul kapan waktu untuk bekerja, dan kapan waktu untuk keluarga. Ketika Jokowi bekerja, maka dia akan fokus bekerja dengan semaksimal/secepat mungkin. Dia selalu berusaha untuk mengutamakan kepentingan umum daripada keluarganya, dan ternyata sudah terbukti selama ini. Sudah terlihat dari sekarang sifat orang yang bersungguh-sungguh dan tidak akan pernah menyalahgunakan jabatan dan wewenang yang dia miliki.
Ketika Jokowi berada di tengah keluarganya, maka Jokowi tetap memberikan perhatian buat keluarganya. Dia bahkan menerapkan disiplin yang tegas untuk beberapa hal yang tidak bisa ditawar. Artinya, sekalipun kita melihat Jokowi sabar, tetapi di balik itu dia memiliki prinsip yang kuat untuk hal-hal yang tidak bisa ditawar. Ini membuktikan bahwa Jokowi bukanlah orang yang ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu, apalagi untuk bertindak dengan cepat.
7. Jokowi Tidak Pernah Melakukan Kampanye Hitam
Sekalipun Jokowi mendapat dukungan yang tidak banyak dari gabungan koalisi partai, tapi bukan berarti Jokowi panik dan berusaha menjatuhkan saingan Capres lainnya. Jokowi tidak pernah menyerang Capres lainnya. Dia tetap tenang dan santun, serta menunjukkan kerendahan hatinya. Justru sikap seperti inilah yang semakin mendapat dukungan dan simpati dari rakyat yang menginginkannya menjadi Presiden RI.
Ini semakin membuktikan lagi bahwa Jokowi memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Dia juga benar-benar fokus melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya selama ini. Baginya, tidak ada waktu untuk mengurusi orang-orang yang membencinya. Lebih baik dia mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk kepentingan negara daripada mengurusi hal-hal yang tidak perlu. Orang yang membencinya pun pasti akan dia rangkul demi kepentingan yang lebih besar.
Jokowi sering sekali memberikan contoh yang baik kepada rakyat selama ini. Sekalipun dia tidak pernah mengatakannya secara langsung, tapi rakyat sendirilah yang bisa menilai dan melihat langsung sikap, prinsip, teladan, dan gaya kepemimpinannya.
Hal ini jugalah yang mengajarkan kepada pendukungnya selama ini untuk tidak membalas keburukan dengan keburukan. Terbukti juga di media sosial, bahwa sekalipun Capres lainnya menyerang Jokowi, para pendukungnya tetap dengan sabar dan selalu setia mendukung Jokowi untuk menjadi Presiden Republik Indonesia tahun 2014 – 2019.
Menutup tulisan ini, saya sama sekali tidak melihat alasan untuk tidak mendukung Jokowi menjadi Presiden RI. Oleh karena itu, marilah sama-sama kita dukung dan pilih Jokowi sebagai Presiden RI periode 2014 – 2019 pada Pilpres tanggal 9 Juli 2014 nanti.
Sumber:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo
- http://gubernurdki.wordpress.com/about/
- http://jokowi-widodo.blogspot.com/2012/10/biografi-jokowi-ir-h-joko-widodo.html
- http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/50602/alasan-memilih-jokowi-ini-kata-pengamat
- http://forum.detik.com/prestasi-jokowi-basuki-selama-september-2012-agustus-2013-t764087.html
- http://jokowipresiden2014.blogspot.com/2013/03/janji-janji-jokowi.html
- http://politik.kompasiana.com/2013/04/16/tiga-alasan-mengapa-jokowi-harus-menjadi-calon-presiden-2014-551668.html
- http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/04/29/236401/dukungan-melimpah-jokowi-teteskan-air-mata
- http://laskarjokowi.com/2014/04/22/cuma-jokowi-wali-kota-yang-tiap-tahun-ajak-warganya-rembuk/
- http://nasional.kompas.com/read/2014/04/27/1543045/Setelah.ITB.Giliran.Alumni.Trisakti.Dukung.Jokowi
- http://www.facebook.com/KenapaJokowi
- http://www.facebook.com/jokowi.indonesiaraya
- http://www.facebook.com/groups/Jokowi.Indonesiabaru/
- http://www.facebook.com/groups/jokowipresiden7/
Tinggalkan Balasan